Maaf Yang Bersembunyi
Memulai langkah kehidupan di masa remaja adalah masa yang penuh warna. Ada kebahagiaan, ada luka, ada pula penyesalan yang diam-diam menetap di hati. Di antara semua itu, aku mengenal satu hal yang tak mudah diungkapkan: maaf yang bersembunyi. “Maaf yang bersembunyi” adalah ungkapan yang menggambarkan penyesalan yang tidak diucapkan secara langsung, tetapi disimpan rapat dalam hati. Ia hadir dalam bentuk diam, sikap lembut, atau perhatian kecil yang kadang tak disadari sebagai tanda permintaan maaf. Ada kalanya seseorang tak mampu berkata “maaf” karena gengsi, takut ditolak, atau tidak tahu bagaimana memulai. Namun di balik keheningan itu, tersimpan penyesalan yang tulus. Maaf seperti ini sering muncul dari hati yang terluka namun masih peduli, dari jiwa yang ingin memperbaiki tetapi terhalang kata. Ia mengajarkan bahwa tidak semua maaf harus diucapkan lewat bibir. Ada maaf yang bersembunyi dalam tindakan, tatapan, atau sekadar niat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama...