Belajar Pasrah Tanpa Menyerah

 

Berhentilah mencemaskan hal-hal yang berada di luar kendalimu. Semakin kamu memikirkannya, semakin berat langkah hidupmu. Hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan tidak semua hal bisa kamu kendalikan. Ada wilayah yang memang menjadi ranah takdir, bukan kehendak manusia.

Kamu hanya perlu menjalani aturan dan berusaha sebaik mungkin. Selebihnya, biarkan tangan takdir yang bekerja untukmu. Ibarat naik pesawat masuklah, duduk, dan berdoalah. Sang pilot akan mengantarkanmu ke tujuan. Jadi, rilekslah. Nikmati perjalanan hidupmu tanpa berlebihan dalam rasa takut atau khawatir.

Ketenangan sejati justru hadir ketika kamu mampu melepaskan hal-hal yang tidak bisa diubah. Saat itulah kamu akan merasakan hidup menjadi lebih ringan. Karena setelah segala usaha dilakukan, ada tangan takdir yang bekerja dengan caranya sendiri mendatangkan kebaikan di waktu yang tepat.

 “tugas kita berusaha, selanjutnya serahkan kepada-Nya” bukan sekadar nasihat pasrah, melainkan ajakan untuk menjalani hidup dengan ikhtiar dan tawakal yang seimbang. Manusia memang berkewajiban berusaha sebaik mungkin belajar, bekerja, berdoa, dan mengambil keputusan dengan bijak. Namun setelah semua usaha ditempuh, hasil akhirnya bukan lagi sepenuhnya milik kita, melainkan milik Tuhan.

Makna sejatinya adalah kepasrahan yang aktif, bukan menyerah sebelum berjuang. Artinya, kita tetap berikhtiar dengan sungguh-sungguh, tapi tidak terikat pada hasilnya. Dengan menyerahkan hasil kepada-Nya, hati menjadi tenang. Kita belajar percaya bahwa setiap yang terjadi adalah bagian dari rencana terbaik Tuhan meski tak selalu sesuai dengan keinginan kita.

Untuk mempersiapkan diri menghadapi kepasrahan, kita tidak perlu berhenti berusaha. Justru kita harus menyiapkan hati dan pikiran agar mampu menerima apa pun hasil dari usaha dengan lapang dada.
Pertama, mantapkan niat bahwa setiap usaha adalah bentuk tanggung jawab, bukan semata mencari hasil. Niat yang tulus membuat langkah terasa ringan, meski belum berbuah seperti yang diharapkan.

Kedua, latihlah kesabaran dan keikhlasan. Dua hal ini menjadi pondasi utama dalam kepasrahan. Sabar dalam proses, ikhlas menerima hasil.

Ketiga, bangun keyakinan bahwa Tuhan selalu memberi yang terbaik. Kadang bukan sesuai keinginan kita, tapi sesuai kebutuhan kita. Keyakinan ini menumbuhkan ketenangan batin dan menjauhkan diri dari rasa kecewa.

Dan terakhir, jangan pernah berhenti belajar dan berbuat baik. Kepasrahan bukan berarti berhenti melangkah, melainkan terus bergerak dengan keyakinan bahwa setiap langkah sudah digariskan dalam peta takdir yang penuh hikmah.

Pada akhirnya, hidup akan terasa lebih ringan ketika kita sadar bahwa tugas manusia hanyalah berusaha dan memperbaiki diri. Selebihnya, biarlah Tuhan yang mengatur arah angin dan waktu mendaratnya pesawat kehidupan ini. Yang penting, kita sudah berani naik, duduk tenang, dan percaya bahwa perjalanan ini akan sampai pada tujuan yang terbaik.Salam sehat dan Bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruslah merasa haus dengan terus belajar

P5 di kembalikan ke kegiatan kokurikuler

Tuhan senatiasa bersamamu