P5 di kembalikan ke kegiatan kokurikuler
P5 atau Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila yang semula menjadi bagian dari intrakurikuler, kini
dikembalikan ke kegiatan kokurikuler.
Artinya, pelaksanaan P5 tidak lagi menjadi bagian dari alokasi waktu
pembelajaran di dalam jam pelajaran utama, tetapi dijalankan sebagai kegiatan
pendukung di luar struktur kurikulum inti. Perubahan ini bertujuan untuk
memberikan fleksibilitas lebih kepada satuan pendidikan dalam merancang dan
melaksanakan projek sesuai konteks dan kebutuhan peserta didik. Dengan
menjadi bagian dari kokurikuler, P5 tetap memegang peran penting dalam
membentuk karakter siswa melalui pembelajaran berbasis projek, namun tidak
membebani jadwal pelajaran utama. Pendekatan ini diharapkan dapat membuat
kegiatan P5 lebih kontekstual, menyenangkan, dan bermakna, sekaligus memperkuat
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari siswa,, P5 (Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila) tetap memiliki tujuan utama untuk membantu siswa
membentuk karakter yang baik, seperti gotong royong, mandiri, kreatif, dan
berakhlak mulia, dengan cara belajar melalui kegiatan proyek yang nyata dan
bermakna,karena sekarang P5 menjadi kegiatan kokurikuler, pelaksanaannya
tidak lagi dimasukkan ke dalam jadwal pelajaran utama seperti Matematika,
Bahasa Indonesia, atau IPA. Jadi, kegiatan P5 tetap penting dan bermanfaat,
tetapi tidak menambah beban pada waktu belajar siswa di jam pelajaran inti. Artinya,
meskipun kegiatan P5 sangat penting untuk membentuk karakter dan sikap positif
siswa, pelaksanaannya tidak dilakukan di jam pelajaran utama seperti
Matematika, Bahasa Indonesia, atau IPA. Dengan begitu, siswa tetap bisa
mengikuti kegiatan P5 tanpa harus merasa kelelahan atau terbebani karena tidak
mengganggu waktu belajar pelajaran inti yang sudah padat. Jadi, P5 dilakukan
di luar jam utama, tetapi tetap membawa manfaat besar bagi perkembangan pribadi
siswa. Melalui P5, siswa belajar nilai-nilai seperti
gotong royong, tanggung jawab, kepedulian, dan kreativitas. Hal-hal ini membantu siswa tumbuh
menjadi pribadi yang berkarakter, mandiri, dan siap menghadapi kehidupan di
masyarakat. Jadi, meskipun bukan bagian dari pelajaran inti, P5 tetap berperan
besar dalam membentuk kepribadian dan sikap siswa. P5
dikembalikan ke kegiatan kokurikuler dimulai dengan adanya penyesuaian
kebijakan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek). Dalam kebijakan terbaru Kurikulum Merdeka, P5 yang
sebelumnya merupakan bagian dari pembelajaran intrakurikuler (masuk ke
dalam struktur jam pelajaran utama), kini diposisikan sebagai kegiatan kokurikuler.
Langkah ini dilakukan untuk memberikan fleksibilitas
lebih kepada sekolah dalam melaksanakan P5. Dengan menjadi kegiatan
kokurikuler, sekolah bisa menjalankan P5 secara lebih bebas, tidak terbatas
oleh alokasi jam pelajaran inti, sehingga dapat diatur dalam kegiatan seperti
projek kelas, kegiatan hari besar, kerja bakti, kewirausahaan, atau program
sekolah lainnya yang kontekstual.
Perubahan ini dimulai secara bertahap
pada tahun pelajaran 2024/2025, seiring dengan penyempurnaan panduan
pelaksanaan Kurikulum Merdeka, dan disosialisasikan kepada satuan pendidikan
melalui pelatihan, surat edaran, dan modul teknis dari Kemendikbudristek. P5
dikembalikan ke kegiatan kokurikuler dimulai dengan adanya penyesuaian
kebijakan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek). Dalam kebijakan terbaru Kurikulum Merdeka, P5 yang
sebelumnya merupakan bagian dari pembelajaran intrakurikuler (masuk ke
dalam struktur jam pelajaran utama), kini diposisikan sebagai kegiatan kokurikuler. Dalam
Kurikulum Merdeka, P5 adalah singkatan dari Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila. Awalnya, P5 termasuk dalam kegiatan intrakurikuler, yakni
bagian dari struktur jam pelajaran utama di kelas. Namun, kebijakan terbaru
mengubah posisinya menjadi kegiatan kokurikuler
Perbedaan Intrakurikuler vs. Kokurikuler bagi
P5
Intrakurikuler:
·
Merupakan
proses belajar mengajar utama di kelas, dengan mata pelajaran wajib seperti
matematika, bahasa, dan sains.
·
P5
awalnya dimasukkan di sini sebagai bagian dari jam pelajaran reguler.
Kokurikuler:
·
Merupakan
kegiatan berbasis proyek yang dirancang terpisah dari intrakurikuler, bersifat
fleksibel dari segi muatan, waktu, dan kegiatan.
·
Tujuannya
untuk memperkuat karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila melalui
pengalaman nyata, bukan sekadar materi akademik.
“Makna dari “P5 kini menjadi kokurikuler”
·
Bukan
bagian dari jam pelajaran wajib
di struktur intrakurikuler.
·
Dirancang
sebagai proyek berdiri sendiri,
tidak terkait langsung dengan tujuan atau materi mata pelajaran formal.
·
Memberi
ruang pengalaman nyata,
seperti investigasi masalah lokal, kerja lapangan, kolaborasi, dan refleksi.
·
Tujuan
utamanya bukan nilai akademis, melainkan membangun enam dimensi karakter Profil
Pelajar Pancasila: beriman & berakhlak mulia, berkebinekaan, gotong-royong,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
·
Kesimpulan
Jadi, ketika P5 dipindahkan ke ranah
kokurikuler:
·
Jadwalnya
lebih fleksibel, bisa dilaksanakan di luar waktu pelajaran inti.
·
Fokus
utamanya adalah penguatan karakter dan profil, bukan capaian akademik.
·
Sekolah
bisa melibatkan mitra dari luar (masyarakat atau dunia kerja) dalam merancang
dan melaksanakan proyek.
Contoh Singkat
Sebelumnya (Intrakurikuler) |
Sekarang (Kokurikuler) |
Terjadwal di jam pelajaran utama |
Dilaksanakan secara proyek terpisah |
Fokus pada materi pembelajaran
akademik |
Fokus pada penguatan karakter &
Profil Pelajar Pancasila |
Diatur dalam struktur kurikulum utama |
Fleksibel, bisa melibatkan masyarakat
dan dunia kerja |
Secara ringkas, kebijakan terbaru
menegaskan bahwa P5 bukan lagi bagian dari intrakurikuler, melainkan
menjadi kegiatan kokurikuler yang berdiri sendiri dan fokus pada
pengembangan karakter melalui pembelajaran yang bermakna. Jika kamu ingin
tahu contoh penerapan atau panduan lebih lanjut, saya bisa bantu juga!
Langkah
ini dilakukan untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada sekolah dalam
melaksanakan P5. Dengan menjadi kegiatan kokurikuler, sekolah bisa menjalankan
P5 secara lebih bebas, tidak terbatas oleh alokasi jam pelajaran inti, sehingga
dapat diatur dalam kegiatan seperti projek kelas, kegiatan hari besar, kerja
bakti, kewirausahaan, atau program sekolah lainnya yang kontekstual. Perubahan
ini dimulai secara bertahap pada tahun pelajaran 2024/2025, seiring dengan
penyempurnaan panduan pelaksanaan Kurikulum Merdeka, dan disosialisasikan
kepada satuan pendidikan melalui pelatihan, surat edaran, dan modul teknis dari
Kemendikbudristek.
SALAM SEHAT DAN TETAP SEMANGAT.
Komentar
Posting Komentar