Belajar bersama di lapangan
Menjadi Mentor Calon Kepala Sekolah: Belajar Bersama dari Lapangan
Kedatangan tamu calon kepala sekolah dari Kota Serang, Banten, menjadi pengalaman berharga bagi saya. Selama enam hari, saya mendapat amanah dari Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan untuk menjalankan tugas dari Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Provinsi Banten. Tugas itu adalah mendampingi enam calon kepala sekolah yang melakukan kunjungan pembelajaran ke sekolah saya, SDN Bambu Apus 01, Pamulang.
Hari pertama, bersama dewan guru, saya menyiapkan materi yang akan disampaikan di hadapan para calon kepala sekolah. Harapannya, setelah tatap muka langsung, mereka mampu meningkatkan kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi akademik, serta sosial. Kunjungan ini memang dirancang untuk memberikan pengalaman nyata, bukan hanya teori.
Setiap sekolah yang ditunjuk penyelenggara diklat menerima enam peserta calon kepala sekolah. Mereka didampingi oleh satu kepala sekolah mentor. Sebelum kegiatan dimulai, mentor terlebih dahulu berkoordinasi dengan penanggung jawab akademik melalui pertemuan daring. Tujuannya, agar alur kunjungan berjalan terarah.
Sebagai mentor, saya memberi kesempatan penuh kepada para calon kepala sekolah untuk bertanya. Saya menjawab dengan data dan kondisi riil sekolah, sesuai pengalaman sehari-hari. Metode yang digunakan beragam: shadowing, diskusi, simulasi, observasi, studi kasus, hingga refleksi. Dari proses ini, para calon kepala sekolah diharapkan tidak hanya memahami, tetapi juga mampu mengaplikasikan dan merefleksikan hasil pembelajaran mereka.
Hari pertama kunjungan fokus pada materi kepribadian dan entrepreneurship dalam kepemimpinan. Pada sesi shadowing, saya melaksanakan rapat nyata dengan dewan guru untuk menyelesaikan sebuah persoalan sekolah. Para calon kepala sekolah mengamati dinamika rapat, pola kepemimpinan, serta kolaborasi yang terbangun. Dari situ mereka belajar menganalisis bagaimana keputusan diambil secara kolektif.
Bagi saya, menjadi mentor bukan sekadar menyampaikan teori, tetapi menyiapkan diri untuk mendampingi, memberi solusi, dan membuka ruang dialog. Saya terus berkoordinasi dengan penanggung jawab akademik agar jadwal berjalan lancar dan substansi kegiatan tercapai.
Peran Kepala Sekolah sebagai Mentor
Kepala sekolah memiliki peran strategis dalam membimbing calon pemimpin sekolah. Beberapa kegiatan penting di antaranya:
-
Memberi Teladan Kepemimpinan
Menjadi role model dalam pengambilan keputusan, manajemen waktu, serta komunikasi yang adil dan tegas. -
Mengarahkan dalam Manajemen Sekolah
Melibatkan calon kepala sekolah dalam penyusunan program, rapat strategis, dan pengelolaan administrasi. -
Membimbing Supervisi Akademik dan Non-Akademik
Mengajak mendampingi supervisi guru, melatih penilaian kinerja, dan memberi umpan balik yang membangun. -
Melatih Kemampuan Komunikasi dan Diplomasi
Membimbing cara berinteraksi dengan guru, siswa, orang tua, dan mitra eksternal. -
Mengembangkan Kepemimpinan Visioner
Mengajak berdiskusi tentang visi–misi sekolah serta strategi jangka panjang. -
Memberikan Feedback dan Refleksi
Menilai tugas, memberi motivasi, dan mendorong refleksi diri. -
Mendelegasikan Tugas Kepemimpinan
Memberi kepercayaan untuk memimpin kegiatan nyata sebagai sarana latihan dan evaluasi.
Penutup
Kegiatan mentoring ini mengajarkan bahwa kepemimpinan sekolah tidak lahir dari ruang kelas semata. Ia tumbuh dari pengalaman, pengamatan, refleksi, dan keberanian mengambil keputusan nyata. Bagi calon kepala sekolah, proses belajar bersama mentor adalah bekal penting sebelum benar-benar memimpin sebuah lembaga pendidikan.
Mentoring bukan sekadar berbagi teori, melainkan pendampingan langsung, kesempatan praktik, dan penanaman nilai kepemimpinan yang berkarakter.
Salam sehat dan tetap semangat membimbing calon pemimpin masa depan pendidikan.
Komentar
Posting Komentar