Untuk Yang Tak Pernah Bercerita ,Tapi selalu Memberikan Semangat
Tidak semua orang pandai bercerita. Ada yang
memilih diam, menyimpan kisahnya sendiri tanpa merasa perlu membagi setiap
detail kehidupan. Namun, justru dari sosok yang pendiam itu sering kita temukan
semangat yang tak pernah padam. Ia hadir dengan cara sederhana: memberi
dorongan, menyalakan harapan, dan menjadi penopang di saat kita goyah.
Dialah orang yang
hingga kini menemani saya, baik dalam suka maupun duka. Begitu banyak dukungan
yang ia berikan tanpa banyak kata, hanya lewat sikap dan perhatian tulus. Ia
berusaha membuat saya merasa kuat menjalani hidup, memberikan dukungan moral
dan moril yang tidak pernah putus. Meski usianya tak lagi muda, kesetiaannya
untuk terus berjalan bersama, saling mendukung, dan menggapai kebahagiaan tetap
terjaga.
Keheningan
orang semacam ini bukan berarti hampa. Di balik diamnya, ada perhatian yang
tidak selalu diucapkan, tetapi nyata terasa. Kita mungkin tidak tahu apa yang
ia perjuangkan, apa yang membuatnya kuat, atau luka apa yang sedang ia
sembunyikan. Namun, ia tetap memilih untuk tidak menjadikan bebannya sebagai
alasan berhenti menguatkan orang lain. Di situlah letak ketulusan yang sering
terlewat dari pandangan.
Dunia
sering memuja mereka yang fasih berbicara, yang mampu merangkai kata hingga
menggugah banyak hati. Tetapi sesungguhnya, ada juga pahlawan tanpa cerita orang-orang
dengan kehadiran sederhana, namun justru mampu membuat kita terus melangkah.
Mereka mengajarkan bahwa semangat tidak selalu harus diucapkan lantang. Kadang,
ketenangan dan konsistensi justru lebih meneduhkan.
“Untuk yang tak pernah
bercerita, tapi selalu memberikan semangat untukku”
adalah bentuk penghargaan bagi sosok-sosok itu. Mereka yang hadir bukan untuk
mengisahkan diri, melainkan untuk memastikan orang lain tetap tegar. Ketulusan
mereka terlihat dari sikap yang lebih mementingkan semangat orang lain
dibanding sorotan pada diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar