Putus asa itu dosa

“Putus asa itu dosa” bukan sekadar ungkapan, melainkan peringatan mendalam agar manusia tidak kehilangan harapan kepada Allah dalam keadaan apa pun. Putus asa berarti hilangnya keyakinan bahwa rahmat, pertolongan, dan ampunan Allah selalu terbuka.

Ketika seseorang merasa hidupnya buntu lalu meyakini bahwa Allah tidak lagi peduli padanya, di situlah muncul sikap putus asa yang dilarang dalam ajaran agama.

Mengapa disebut dosa? Karena putus asa sama saja meragukan kasih sayang dan kekuasaan Allah. Padahal, Al-Qur’an menegaskan bahwa rahmat-Nya jauh lebih luas daripada dosa-dosa manusia. Tidak ada kesalahan sebesar apa pun yang tak bisa diampuni jika seorang hamba bertaubat dengan tulus. Maka, menyerah pada keputusasaan sama artinya menutup pintu harapan yang justru telah Allah buka begitu lebar.

Ujian Selalu Bersanding dengan Jalan Keluar

Larangan berputus asa sejatinya adalah ajakan untuk tetap optimis, sabar, dan berbaik sangka kepada Allah. Hidup memang penuh ujian, tetapi setiap ujian datang bersama jalan keluar. Keyakinan inilah yang menjaga hati tetap kuat, jiwa tetap tenang, dan langkah tetap teguh dalam menghadapi cobaan.

Setiap manusia akan diuji sesuai kesanggupannya. Tidak ada ujian yang diberikan tanpa ukuran. Dan setiap ujian pasti membawa jawaban terbaik dari Allah, meski terkadang hadir dengan cara yang tidak kita sangka.

Kunci Kekuatan: Iman, Sabar, dan Keyakinan

Hidup tidak pernah lepas dari cobaan. Ujiannya beragam: kesulitan ekonomi, masalah kesehatan, konflik keluarga, tekanan pekerjaan, hingga pergulatan batin. Semua itu adalah bagian dari perjalanan hidup yang tak bisa dihindari.

Yang membedakan adalah cara kita menyikapi. Iman memberi pegangan bahwa setiap ujian memiliki makna. Kesabaran menahan kita dari keputusan gegabah. Sedangkan keyakinan pada adanya jalan keluar menjaga hati tetap optimis dan tidak menyerah.

Ketiganya menjadi kunci untuk tetap kuat. Dengan iman, kita punya arah. Dengan sabar, kita bertahan. Dengan keyakinan, kita berani melangkah. Pada akhirnya, ujian bukan sekadar beban, melainkan peluang untuk bertumbuh, memperkuat diri, dan mendekatkan hati kepada sumber kekuatan sejati: Allah.

Salam sehat dan tetap semangat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruslah merasa haus dengan terus belajar

Tuhan senatiasa bersamamu

P5 di kembalikan ke kegiatan kokurikuler