Cantinya Seorang Wanita
Apa
itu cantik? Apakah sekadar wajah yang rupawan, kulit yang terawat, atau senyum
yang memikat? Pertanyaan ini kerap muncul di tengah masyarakat yang masih
menilai kecantikan dari apa yang tampak di mata. Padahal, cantik sejati jauh
melampaui penampilan fisik.
Cantik
seorang wanita adalah harmoni antara keindahan luar dan dalam. Rupa boleh
mempesona, tetapi hati yang meneduhkan akan selalu lebih berarti. Wajah bisa
memikat, namun sikap yang menginspirasi meninggalkan jejak yang tak mudah
hilang.
Kecantikan
luar adalah anugerah. Ia mampu memikat pandangan pertama, tetapi perlahan akan
memudar seiring usia. Sementara kecantikan hati, pikiran, dan perilaku justru
tumbuh semakin matang, memberi makna yang lebih dalam.
Seorang
wanita yang cantik hatinya mampu menebarkan ketulusan, kasih sayang, dan
kelembutan dalam sikap. Ia memberi kenyamanan bagi siapa pun yang berada di
dekatnya. Wanita yang cantik pikirannya menghadirkan kebijaksanaan, wawasan,
dan gagasan yang mencerahkan. Sedangkan wanita yang cantik perilakunya
memancarkan keteladanan, kesopanan, serta keberanian untuk menegakkan kebaikan.
Dengan
kata lain, cantik sejati bukan hanya yang dipandang mata, melainkan juga
yang dirasakan hati. Kecantikan ini tidak lekang dimakan waktu, sebab
berakar pada nilai, sikap, dan jiwa.
“Cantiknya
seorang wanita” tidak bisa semata-mata diukur dari paras atau penampilan luar.
Ia hadir dari perpaduan yang utuh:
·
Cantik fisik:
anugerah yang tampak pada wajah, senyum, dan cara menampilkan diri. Namun,
sifatnya sementara.
·
Cantik hati:
terpancar dari ketulusan, kasih sayang, kesabaran, dan keikhlasan yang
menenangkan sekitar.
·
Cantik akal dan budi:
terlihat dari kecerdasan berpikir, kearifan bersikap, dan keanggunan dalam
membawa diri.
Keindahan
luar memang mempesona, tetapi hanya sesaat. Keindahan dalam—ketulusan,
kelembutan, dan kebijaksanaan—meninggalkan jejak yang abadi.
Seorang
wanita dikatakan cantik bukan karena hiasan wajahnya semata, melainkan karena
ia mampu menghadirkan kenyamanan, kedamaian, dan keteladanan bagi orang-orang
di sekitarnya. Rupa bisa memudar seiring waktu, tetapi hati yang tulus dan
sikap yang bijak akan tetap hidup, bahkan menginspirasi generasi setelahnya.
Salam
sehat dan bahagia.
Komentar
Posting Komentar