Resume ke 26
Resum Pertemuan ke-26
Pertemuan :
ke -26
Gelombang : 27
Menulis Itu Mudah
Nara Sumber : Prof. Dr.
Ngainun Naim
Moderator : Yandri
Novita Sari
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Sahabat Blogger yang di rahmati Allah…
“Tahu
mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan
padam di telan angin, akan abadi, jauh dikemudan hari.”
(Pramoedya
Ananta Toer)
Masya Allah tema yang sangat menggelitik Menulis
itu mudah, Benarkah?
Terus terang sampai saat ini saya belum bisa menganggapnya demikian.. Bagaimana
tidak, saya selalu membutuhkan ruang dan waktu yang luas untuk bisa menulis dan
membaca. Tidak bisa diganggu jika ide sedang lancar di kepala. Oleh sebab itu,
anak-anak tidak terlalu senang melihat saya menulis berlama-lama
merenung-renung di depan laptop. Atau sedang membaca dengan khusuk saya dak mau
diganggu. Kalau terselang kegiatan lain sebentar saja, maka segalanya terbang
melayang. Jadi menulis ini bagi saya adalah sebuah tantangan uji kesabaran dan
uji keistiqomahan untuk mau terus belajar minimal membaca.
Narasumber malam ini ditemani
moderator cantik mb yandri yang memberikan materi berjudul “Menulis itu
Mudah” adalah Prof. Dr. Ngainun Naim, M.Ag. Dosen dan Ketua LP2M
di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Jawa Timur. SK Guru Besarnya, bersama
SK beberapa Guru Besar yang lain, diterima pada 3 Januari 2022, bertepatan
dengan Peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama RI. Prof. Ngainun Naim
adalah penulis produktif dan handal. Sebagai Dosen, Prof. Ngainun Naim
menginspirasi dan menggerakkan para mahasiswanya untuk menulis. Beliau
seorang penulis produktif, banyak sekali mempublikasi jurnal akademik dan
symposium, Buku serta tulisan di blog.
Prof Naim menyampaikan
materi dengan menyampaikan pertanyaan MENULIS ITU MUDAH ? Pertanyaan
ini tidak akan langsung menjawab IYA atau TIDAK. IYA dan TIDAK itu tergantung
prasyaratnya. Jika terpenuhi akan mudah, jika tidak menulis tetap sulit.
Ada syarat supaya mudah MENULIS, yaitu :
Budayakan membaca Karena Ada Motivasi Yang Kuat
Hampir setiap orang pasti bisa membaca jadi bisa
menjadi modal seseorang bisa menulis. Menulis tidak perlu lama, cukup 10-15
menit tapi berulang kali. Setelah membaca renungkan kemudian catat, tulis
sesuatu yang kita anggap penting dari bacaan/buku yang telah kita baca
menggunakan bahasa kita sendiri.
Praktik Menulis Karena Merupakan Anugerah
Apabila ingin menjadi seorang menulis maka mau
tidak mau segera praktik menulis. Ketika menulis tidak perlu berpikir bahwa
tulisan kita tidak berbobot. Berbobot tidak terus saja menulis karena semuanya
butuh proses. Yakinlah suatu saat kita pasti akan sampai pada level itu.
Ketika menemukan sebuah ide segera tulis jangan
ditunda. Dengan menulis berarti mengikat pengetahuan dan pengalaman. Karena
semakin lama ide itu akan hilang apabila tidak segera ditulis. Seperti
yang dilakukan Prof. Ngainun mengikat ide dengan tulisan meskipun beliau
seorang penulis andal.
Tahu apa yang harus ditulis Karena Pasti
Banyak Keajaiban
Seorang penulis harus tahu apa yang akan ditulis.
Baik itu fiksi seperti puisi, cerpen dan novel maupun non fiksi misalnya
menulis artikel tentang keagamaan, pendidikan, motivasi, lifestyle dll.
Nikmati proses menulis dan Jangan Mudah Menyerah
Bawa proses menulis dengan santuy, nikmati saja
setiap prosesnya dengan begitu menulis tidak lagi menjadi beban berat melainkan
sebuah aktivitas yang menyenangkan.
Menulis konsisten Dan Berjejaring
Nulis itu tidak harus sekali jadi, bisa dicicil.
Sedikit tetapi konsisten. Namun jika dicicil, terkadang kurang nyambung jika
kemudian meneruskan lagi. Untuk itu, diperlukan pengeditan dan perbaikan.
Begitu tahapan untuk menulis bermakna.
Menulislah Sebanyak-banyakya
Abaikan dulu kualitas karena akan menghambat,
prioritaskan dulu dengan tulisan yang sering dan banyak maka akan menjadi
terampil. Nanti sambil terus belajar Insya Allah tulisan akan berkualitas
dan lebih mudah.
Catatan Bermakna
Kapan bisa menuis jika dari pagi sampai sore
bekerja (mengajar). Solusi dari Prof adalah usahakan barang setengah jam lebih
pagi. Saat itu tubuh masih fresh. Lakukan secara knsisten setiap hari setelah ibadah
shalat. Saat itu terbaik untuk memulai aktivitas. Tubuh masih segar.
Bagaimana supaya menulis itu menjadi habbit?
Ternyata dalam teori, segala kebiasaan diawali dengan paksaan.
Menulis adalah memanfaatkan waktu yang terus
berjalan. Tidak harus selalu di laptop, mungkin bisa saja dengan tulis tangan
untuk memudahkan.
Menulis memberikan berkah. Bertambah kebaikan.
Menambah persaudaraan. Jadi, dapat membuat bahagia dan bermakna.
Menulis sedikit demi sedikit itu jedanya tidak lama
agar ada konsistensi ide dan gagasan. Kalimat penutup
beliau yang sangat menusuk penulis pemula seperti saya nih, semoga
bisa menjadi renungan yang mendalam.
“Jika menulis tidak menjadi
prioritas, maka tidak akan pernah bisa menulis.”
-Prof. DR. Ngainun Naim-Menulis itu mudah ko
,koncinya praktek .
Terima kasih untuk Prof DR. Ngainun dan mb yandri
atas ilmunya malam ini. Semoga berkah untuk kita semua. Aamiin yra.
Komentar
Posting Komentar